Seks merupakan aktivitas normal yang diperlukan oleh pasangan suami istri. Tetapi banyak wanita yang menggunakan seks sebagai senjata agar suami melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya.
Ketika suami mengajak berhubungan seks, sang istri kadang akan mengeluarkan pernyataan penolakan seperti sedang tidak mood dan lebih memilih untuk segera tidur. Alasannya adalah wanita merasa lelah setelah seharian bekerja atau mengasuh anak.
Hal ini dilakukan oleh sebagian besar wanita sebagai bentuk protes terhadap suami atas kurangnya perhatian atau ketidakpuasan selama berhubungan seks. Jika suami memberikan perhatian dan hal yang diinginkan oleh sang istri, istri akan bersedia melakukan seks sebagai hadiah.
Seperti dilansir dari huffingtonpost, Selasa (10/7/2012), penolakan istri terhadap seks otomatis merupakan sebuah hukuman terhadap suami. Sehingga suami perlu berperilaku baik di depan istri agar mendapatkan seks yang diinginkan.
Karena kebutuhan akan seks tersebut, pria dipaksa untuk tunduk terhadap apa yang diinginkan oleh wanita. Oleh karena itu, kebanyakan wanita menjadikan seks sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Tetapi kebanyakan pria ternyata tidak peduli dengan aksi protes yang menjadikan seks sebagai tameng tersebut. Pria tetap menginginkan seks meskipun mengetahui istrinya marah dan menolak berhubungan seks.
Menggunakan seks sebagai senjata untuk protes terhadap suami bukanlah suatu hal yang bersifat positif. Bisa jadi pria merasa sang istri telah mempermainkan kekuasaan rumah tangga dengan mengandalkan seks untuk mengancam suami secara tidak langsung.
Jika pria telah lelah dengan permainan sang istri, mungkin akan membalikkan keadaan dan mencari kesenangannya sendiri di luar sana. Hal ini dapat memicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Sebaliknya, wanita harus menggunakan seks sebagai pernyataan cinta, bukan sebagai senjata atau imbalan terhadap perlakuan suami. Seks yang didasari dengan cinta membuat kehidupan rumah tangga lebih harmonis.
Lebih baik menyampaikan keluh kesah yang dirasakan terhadap suami secara langsung. Hal ini akan lebih mudah dimengerti oleh pria daripada menjadikan seks sebagai senjata untuk melakukan aksi protes terhadap perlakuan suami yang tidak sesuai dengan keinginan.
0 Comments:
Post a Comment