Malam ini kan satnite, kok gw malah sibuk post ?? *kasihan*
Gk ada kegiatan untuk satnite kali ini, sempat diajak teman untuk hang out bareng and mungkin maen billiard tapi karena gwnya ketiduran pas tidur siang and bangunny udah jam 9 pm maka gw putuskan utk gk ikut. Sepi sih, tpi mau gimana lgi. daripada harus sendirian dari Jatinangor ke bandung, mendingan gw stay at kost meskipun tanpa rencana gimana mau mengisi satnite ini, sempat berpikir mau ntn aja. The Expendables 2 dan Friends with kids adalah downloadan gw yg belum sempat gw nonton., yg udah ntn gimna ne pendapatan pendapat kalian ? tapi sebelum gw ntn, gw mau share sesuatu nih, sebuah cerita yang udah lama sih gw simpan di PC, dripada kadaluarsa nanti mendingan gw share deh. hehe *facepalm*
Ceritanya, gw suka koleksi cerita cerita keren dan inspiratif, cerita lucu and etc.. sekedar bahan baca disaat gk ada kegiatan, ketika rasa malas mendera. lol - well, cerita yg dibawah ini mengenai pentingnya sebuah kejujuran di keseharian kita, walau dalam kenyataanny gk semua orang selalu berkata atau bersikap jujur tapi sebuah niat untuk berkata dan bersikap jujur kadang dapat merubah kehidupan kita termasuk gimana penilaian orang lain terhadap kita. Well, mari simak cerita dibawah ini.. *sorry cuz sourceny gw lupa*
Here we go....
Pada suatu ketika, seorang Kaisar China ingin memilih pengganti tahtanya.
... Kaisar tersebut sudah tua & tidak memiliki putra.
Karena ia sangat menyukai bunga & tumbuhan,
ia memutuskan untuk memanggil semua anak di kerajaannya & memberikan mereka masing – masing sebiji benih.
Ia mengatakan bahwa anak yang memiliki hasil terbaik
dalam waktu enam bulan akan memenangkan kompetisi
tersebut & akan menjadi penerus tahtanya.
Semua anak di China ingin memenangkan kontes tersebut. Berkumpullah
banyak anak – anak di istana pada hari ketika Sang Kaisar memberikan
biji benih.
Setiap anak membawa pulang satu biji benih di tangannya.
Salah seorang anak bernama Jun.
Ia pandai berkebun,
semua orang di desanya mengatakan bahwa ia seorang petani muda terbaik di desa itu.
Ia dengan hati – hati membawa benih dari
Sang Kaisar pulang ke rumahnya.
Di rumah, ia mencoba menumbuhkan biji benih itu
dalam sebuah pot dengan teliti & sebaik – baiknya.
Satu minggu sesudahnya ,
Cheun memberitahukan bahwa biji benihnya sudah bertunas. Manche kemudia mengatakan bahwa dalam potnya
sudah muncul tunas muda.
Lalu Wong pun menyatakan hal yang sama.
Jun menjadi bingung – tak ada satu pun dari anak – anak tersebut yang dapat menanam pohon sebaik dirinya!
Tapi biji benih Jun tidak tumbuh.
Segera semua pot di seluruh desa itu telah bertunas.
Kemudian anak – anak tersebut memindahkan tanaman mereka keluar supaya tunas mudanya mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Segera, puluhan tunas muda dalam pot di desa Jun telah bertumbuh daun.
Tapi biji benih Jun tidak tumbuh.
Jun kebingungan – apa yang salah?
Dengan seksama Jun memindahkan biji benihnya ke dalam pot baru.
Ia mengubah cara menanamnya,
tapi tetap saja biji benih Jun tidak tumbuh.
Enam bulan berlalu.
Semua anak harus membawa tanaman mereka
ke istana untuk dinilai.
Cheun, Manchu, Wong & ratusan anak lainnya menyiapkan pot tanaman mereka.
Kemudian mereka memakai pakaian terbaik yang mereka miliki. Beberapa orangtua mendampingi putra mereka membawakan tanamannya.
“Apa yang harus kulakukan?”
Tanya Jun pada orangtuanya.
“Biji benihku tidak mau tumbuh!
Pot milikku kosong!”
“Kau sudah melakukan yang terbaik,” jawab ayahnya.
“Jun, bawa saja pot milikmu kepada Kaisar,” balas ibunya,
“Itulah usaha terbaikmu.”
Jun membawa pot kosong miliknya ke istana.
Ia merasa malu, tapi apa yang dikatakan orangtuanya benar.
Ia telah berusaha sebaik mungkin.
Di istana, semua anak berbaris rapi.
Mereka menunjukkan tanamannya.
Kemudian Sang Kaisar memeriksanya satu per satu.
Ketika ia mendatangi Jun,
ia mentertawakannya & bertanya,
”Apa ini? Kau membawakan aku pot kosong??”
“Ya, Yang Mulia,” jawab Jun,
”Saya mencoba sebaik mungkin.
Saya menanam biji benih Yang Mulia berikan dengan tanah subur. Saya menjaga & mengamatinya setiap hari.
Ketika biji benihnya tidak tumbuh,
saya memindahkannya ke dalam pot baru.
Saya bahkan memindahkannya kembali.
Tapi tetap saja tidak tumbuh. saya minta maaf Yang Mulia.”
Jelas Jun sambil menggelengkan kepala.
“Hmm,” jawab Sang Kaisar,
”Aku akan memilihmu sebagai penerusku,” lanjutnya.
Semua orang terkejut.
Tapi kemudian Sang Kaisar berkata,
++”Saya tidak tahu darimana anak – anak ini mendapatkan biji benihnya.
Tidak mungkin ada yang tumbuh dari biji – biji benih yang aku berikan pada mereka.
Aku telah merebus semua biji benihnya.”
Dan dia tersenyum pada Jun & berkata,
Kau adalah satu – satunya anak yang mau jujur
kembali dengan membawa pot kosong.”++
Kejujuran takkan memberimu hal yang buruk.
Ps : " Sebuah misi,konsep, atau tujuan tinggi penting buat anda,
tapi lebih penting Jadilah orang yg Baik&benar
dan jgn memanfaatkan orang lain/menipu untuk kepentingan pribadi, karena akan
MENUTUP berkah hidup sendiri!!
Till Then